Olimpiade Vokasi Indonesia yang biasa disebut Olivia tahun 2024 diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, 18-19 Juli 2024. Hari ini berlangsung opening ceremony yang berlangsung di Ballroom Unhas Hotel & Convention.
Pembukaan grand final ini dihadiri Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Dr Ir Kiki Yuliati MSc, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K) beserta tamu undangan lainnya.
Penyelenggaraan Olivia kali ini terdapat enam jenis lomba. Peserta yang terlibat sebanyak 3204 mahasiswa, 1068 tim , 70 perguruan tinggi dan 16 provinsi di Indonesia. Setelah melalui tahapan penjurian, jumlah finalis yang mengikuti kegiatan grand final 407 mahasiswa, 144 tim, dan 32 perguruan tinggi.
Dekan Fakultas Vokasi Unhas Prof Dr Muhammad Restu MP dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada pelaksanaan Olivia kali ini digelar luring untuk semua jenis lomba agar terjalin silaturahmi dan komunikasi antar mahasiswa di berbagai perguruan tinggi.
“Kami di Unhas baru berumur dua tahun, ini tantangannya cukup besar. Tapi jajaran pimpinan kampus mendukung sepenuhnya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana,” terangnya.
Sementara itu, Rektor Unhas yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan menyampaikan bahwa pendidikan vokasi sangat diharapkan untuk membangun sumber daya manusia dan daya saing bangsa.
“Unhas selalu siap menjadi bagian dari pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Pendidikan vokasi inilah yang akan membentuk bangsa ini semakin maju,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Dr Ir Kiki Yuliati MSc dalam pemaparannya mengapresiasi Fakultas Vokasi Unhas yang telah bersedia menjadi tuan rumah Olivia meskipun fakultas ini masih sangat baru di Unhas. Selain itu, ia juga menegaskan konsep merdeka belajar di hadapan seluruh finalis yang hadir.
“Memang kita perlu Merdeka Belajar, perlu melakukan perubahan-perubahan yang sangat fundamental pada pendidikan tinggi kita. Kita lihat datanya, kesempatan kerja paling banyak diperoleh dari jejaring. Artinya mahasiswa harus banyak teman, jejaring. Kalau anak-anak kita hanya di kampus, seberapa besar pengetahuan mereka tentang dunia kerja di luar sana? Jadi kami mendorong mahasiswa keluar,” ujarnya.
Tak hanya itu, Kiki Yuliati juga menyinggung soal kondisi lulusan di dunia kerja yang lebih banyak tidak selaras dengan pendidikan yang ditempuh.
“Kurang dari 30 persen pekerja yang dapat pekerjaan selaras dengan bidangnya. Realitanya seperti ini sehingga untuk meningkatkan keterserapan kerja, kampus harus menyiapkan bekal lain untuk mahasiswa minimal untuk mendapatkan pekerjaan pertama,” tegasnya.
Selain itu, Kiki Yuliati juga menyoroti kondisi angkatan kerja di Indonesia saat ini, termasuk pentingnya reskilling dan upskilling untuk tetap relevan di dunia kerja.
Diketahui, Olivia merupakan sebuah kompetisi nasional bagi mahasiswa vokasi dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) menyelenggarakan ajang ini untuk meningkatkan daya saing insan vokasi, khususnya mahasiswa dengan menyajikan karya hasil kreativitas dan inovasi mereka.
Dalam rangka pelaksanaan Olivia ke-9 tahun 2024, sebagai kontribusi Universitas Hasanuddin untuk memacu daya saing insan vokasi melalui kreativitas dan inovasi, ajang ini mengusung tema “Inspiring the future through empowering innovative human resources and digital-based entrepreneurship’’.